Halaman

Picture

Picture
Anak muda adalah jabatan teratas dalam ketatanegaraan Indonesia. Karena Presiden bisa lengser akibat anak muda.

Minggu, 26 Januari 2014

Bencana Sosial: Kesadaran Sosial yang Semakin Menurun


(Pikiran Kaum Muda)
By : Didik Zulfahmi Akbar

            Kemajuan zaman kini telah menggusur struktur sosial. Perbedaan yang mencolok pun semakin terlihat antara si kaya dan si miskin. Orang kaya semakin terlihat kekayaannya dan orang miskin semakin terlihat miskin. Begitu mudah orang kaya mendapatkan segala keinginannya dengan cepat. Berbeda dengan si miskin, mereka hanya ada rasa ingin tapi tidak memiliki sesuatu yang diinginkan. Mereka hanya bersabar dan menahan diri karena keadaannya. (Ini dari segi ekonomi)
            Kini perbedaan struktur sosial yang disebabkan faktor ekonomi sudah menyebabkan tingkat kesadaran sosial seorang manusia menjadi menurun. Banyak orang kaya yang tidak mau bergaul dengan orang miskin. Untuk diajak hidup bersama sudah susah. Orang miskin yang memiliki kesadaran sosial yang tinggi justru malah dijauhi oleh orang kaya. Mungkin karena faktor gengsi. Akhirnya orang miskin pun hanya bergaul dengan sesamanya. Kini perbedaan sosial tersebut semakin terlihat nyata. Bukan hanya di kota-kota besar saja, bahkan di desa-desa pun ada kejadian seperti itu. Walaupun semuanya tidak seperti itu. Saya juga mengakui bahwa masih banyak orang kaya yang memiliki sifat sosial yang mengutamakan asas bahwa manusia itu “Sama rasa, sama rata”. Tapi yang memiliki kesadaran sosial rendah juga banyak. Orang kaya biasanya sibuk dengan pekerjaannya. Untuk berangkat kumpulan RT saja tidak hadir, untuk pergi takziah ke tetangga aja mereka tidak hadir juga, kerja bakti desa juga absen, pengajian di desa juga tidak keliatan. Kapan mau bergaul dengan masyarakat???
            Kasus sosial yang lainnya juga sudah  melanda kaum muda sekarang. Ya, terutama anak muda yang keturunan orang kaya. Misalnya anak muda yang punya uang banyak bergaulnya juga sesama orang kaya. Yang mau bergaul dengan berbeda kasta sudah jarang kita jumpai. Jika tidak bergaul, mereka lebih memilih diam saja di rumah. Karena apa? di rumah sudah ada TV, Internet, HP, Android, Blackberry, dll. Kalau tidak ya keluar ke bioskop atau tempat-tempat hiburan. Mereka sudah merasa punya teman. Tapi jangan salah, itu hanya teman di dunia maya. Teman di mana ia tinggal justru malah tidak kenal.  Karena kurangnya sosialisasi terhadap masyarakat. Berbeda dengan orang yang tidak punya, mereka temannya banyak. Karena tidak mungkin orang miskin hanya diam saja di rumah. Pasti mereka keluar mencari keseruan dengan temannya. Mau main Laptop di rumah tidak punya, main komputer apalagi, main game online juga tidak mungkin. Sungguh berbeda jauh bukan??
            Anak kaya biasanya kebih mementingkan egoisnya. Misalnya diajak bermain bersama teman desa saja tidak mau. Menghadiri rapat pemuda juga tidak hadir, kegiatan rutin bersama pemuda juga tidak ikut, jikalau datang malah terlambat. Alasannya ada kepentingan pribadi. Untuk diajak bareng-bareng dan bersatu saja sudah susah. Aneh bukan? Tapi ini nyata terjadi di sebagian wilayah di negeri ini. Tidak menyangkal pula jika orang pas-pasan juga susah untuk bersosialisasi. Mungkin mereka tidak suka campur dengan orang lain. Atau tidak ingin bergaul dengan teman di mana ia tinggal. Menurut saya, faktor utama yang membuat seperti itu adalah tingkat egoisitas seseorang dan kesadaran sosialnya yang kurang. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi seseorang. Faktor yang lain juga kurangnya pendidikan sosial yang diberikan orang tua kepada anaknya.

            Di akhir tulisan, saya mengajak kepada manusia Indonesia untuk menghapus bencana sosial ini. Mari semuanya kita ajak berteman, yang kaya, yang miskin, yang sakit, yang lemah, yang hitam, yang putih, yang cantik/ganteng, yang jelek, semuanya kita ajak berteman. Asalkan jangan berteman dalam rangka kejahatan. Mari anak muda Indonesia, kita ciptakan Indonesia menjadi negeri yang memiliki sosial tinggi. Hilangkan sifat egois dan mari bersatu!!! Jangan sampai kita meniru pendahulu kita. Kita harus lebih baik dari mereka. Jagalah amanat para pahlawan kita. Indonesia adalah warisan para pahlawan kita.